Corona, Ulul Albab, dan Kematian
Foto Ustad Muchlis, M.Pd.I |
Zona Rakyat-Opini,-Alam semesta dan seluruh isinya merupakan tanda (ayat) kebesaran Allah Ta’ala (QS Fuhsilat: 53). Maka tugas manusia adalah memperhatikan (Nazhar, QS Al-A’raf: 185), membaca (iqra’) tanda (ayat) tersebut agar mendapatkan pelajaran (ilmu), dan tidak ada yang mampu mengambil pelajaran tersebut kecuali manusia yang disebut ‘Ulul Albab’ (QS Ali Imran: 190-191). Siapakah Ulul Albab itu? Mereka adalah manusia yang mampu memadukan aspek pikir (objek pikir adalah makhluk-makhluk Allah berupa fenomena Alam) dan aspek zikir (objek zikir adalah Allah) (selengkapnya silakan merujuk ke Tafsir al-Mishbah, Volume 2, hlm. 306-312).
Maka terkait mushibah yang menimpa manusia sekarang adalah mengambil ibrah atas peristiwa tersebut. Berikut beberapa pelajaran yang bisa kita perhatikan bersama: pertama, Kita tidak akan mampu lari dari kematian (QS an-Nisa’: 78, al-Jumu’ah: 8), seberapa kuat pun usaha yang kita lakukan; Kedua, Allah menunjukkan kuasa-Nya pada hal-hal yang umumnya diingkari oleh Manusia. Berikut beberapa peristiwa yang bisa jadikan pelajaran:
Nabi Isa Mampu Menghidupkan
Nabi Isa mampu menghidupkan yang telah mati (atas izin Allah) (QS Ali Imran: 49), pada saat itu umatnya banyak yang tidak percaya bahwa Tuhan (Allah) mampu menghidupkan orang yg telah mati. Maka lewat nabi Isa, Allah ingin membuktikan bahwa menghidupkan orang yang telah mati bukanlah pekerjaan yang sulit.
Nabi Muhammad membawa Mukjizat al-Quran: orang-orang Arab pandai membuat syair
Di antara yang masyhur diketahui adalah bahwa bangsa Arab memiliki pengetahuan yang baik dalam membuat syair. Bahkan diceritakan bahwa setiap tahun diadakan lomba membuat syair, syair yang menang akan digantung di dinding Kakbah. Ketika mereka tengah berbangga-bangga dengan kelebihan tersebut, Allah menurunkan kitab kepada nabi Muhammad yaitu al-Quran. Al-Quran adalah kitab yang dari aspek bahasa memuat nilai-nilai bahasa yang indah, sehingga orang-orang Arab yang bahkan terbiasa membuat syair sekalipun, akan terpana dan tunduk kepada keindahan isi al-Quran. Akan tetapi meskipun demikian, dalam rangka menolak beriman kepada nabi Muhammad dan al-Quran, mereka melemparkan tuduhan-tudahan keji terhadap nabi Muhammad dan al-Quran. Di antaranya adalah menuduh nabi Muhammad sebagai sebagai penyair (QS al-Anbiya’: 5, Ath-Thur: 30), sehingga konsekuensinya mereka mengatakan bahwa al-Quran itu adalah karangan penyair (Nabi Muhammad) (QS al-Haqqah: 41)
Nabi Muhammad Membelah Bulan: Umat Saat Itu Banyak Yang Mempraktekkan Sihir
Dalam kitab hadits dan sirah (sejarah kehidupan nabi), disebutkan bahwa di antara Mukjizat yang dimiliki oleh nabi Muhammad adalah membelah bulan. Sebagaimana dalam hadits berikut:
حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ الْفَضْلِ أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ انْشَقَّ الْقَمَرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شِقَّتَيْنِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْهَدُوا
“Telah bercerita kepada kami Shadaqah bin Al Fadlal telah mengabarkan kepada kami Ibnu 'Uyainah dari Ibnu Abu Najih dari Mujahid dari Abu Ma'mar dari Abdullah bin Mas'ud radliallahu 'anhu berkata; Pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bulan pernah terbelah menjadi dua bagian lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saksikanlah". (HR al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Ahmad).
Dalam sunan al-Baihaqi dijelaskan lebih lanjut bagaimana reaksi orang kafir Quraisy ketika menyaksikan peristiwa tersebut:
أَخْبَرَنَا الأُسْتَاذُ أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ فُورَكٍ رَحِمَهُ اللَّهُ، قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ حَبِيبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنِ الْمُغِيرَةِ، عَنْ أَبِي الضُّحَى، عَنِ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: " انْشَقَّ الْقَمَرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ قُرَيْشٌ: هَذَا سِحْرُ ابْنِ أَبِي كَبْشَةَ، قَالَ: فَقَالُوا: انْتَظَرُوا مَا يَأْتِيكُمْ بِهِ السُّفَّارُ، فَإِنَّ مُحَمَّدًا لا يَسْتَطِيعُ أَنْ يَسْحَرَ النَّاسَ كُلَّهُمْ، قَالَ: فَجَاءَ السُّفَّارُ فَقَالُوا ذَلِكَ
“Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: “Bulan pernah terbelah di Makkah sehingga menjadi dua bagian, lalu orang-orang kafir Quraisy dari kalangan penduduk Makkah berkata: ‘ini adalah sihir yang dilakukan terhadap kalian oleh Ibnu Abi Kabasyah. Tunggulah para musafir, jika meeka melihat apa yang kalian lihat, maka yang demikian itu benar adanya, dan jika mereka tidak melihat apa yang kalian lihat, maka yang demikian itu merupakan sihir yang dilakukan terhadap kalian’. Abdullah melanjutkan: “kemudian para musafir yang datang dari seluruh penjuru ditanya, maka mereka menjawab: ‘kami melihatnya’”. (HR. Al-Baihaqi).
Peristiwa terbelahnya bulan ini juga banyak direkam oleh para mufassir ketika menafsirkan QS al-Qamar: 1, seperti Ibn Katsir dalam ‘Tafsir Ibn Katsir’ (Jilid 7, hlm 600-601), Asy-syaukani dalam ‘Fathul Qadir’ (Jilid 10, hlm. 718-719), al-Qurthubi dalam ‘Tafsir al-Qurthubi’ (Jilid 17, hlm. 456-459).
Keadaan Manusia Sekarang
Allah Ta’ala menurunkan kepada manusia sebuah virus yang melanda hampir seluruh penduduk bumi, virus tersebut dikenal dengan nama Novel Coronavirus (Covid-19) atau biasa disebut virus Corona. Jumlah kasus positif Covid-19 di seluruh dunia telah menembus 1 juta kasus pada tanggal 3 April 2020. Berdasarkan data update yang ditampilkan laman CSSE Johns Hopskin University per pukul 17.00 WIB hari ini, jumlah kasus positif Covid-19 di dunia sudah sebanyak 1.018.948 pasien. Dari jumlah tersebut, 53.975 pasien Covid-19 di seluruh dunia telah meninggal dunia dan 217.433 orang sudah berhasil sembuh dari penyakit yang dipicu oleh virus corona baru (SARS-CoV-2). (https://tirto.id/update-corona-3-april-2020-data-covid-19-terbaru-indonesia-dunia-eKE7).
Dengan melihat data korban yang meninggal dunia, virus ini datang mengingatkan manusia tentang masalah kematian, bahwa kematian itu ada dan kedatangannya adalah sesuatu yang pasti. Dalam kehidupan modern sekarang, manusia dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) telah terbuai oleh kehidupan. manusia banyak yang tidak ingin meninggalkan dunia ini, indikatornya adalah sibuk dengan urusan dunia, sibuk mencari harta, sibuk mengejar pangkat/jabatan. Takut mati ini adalah penyakit yang dikhawatirkan oleh Rasulullah sebagaimana dalam sebuah hadits disebutkan:
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ بَكْرٍ حَدَّثَنَا ابْنُ جَابِرٍ حَدَّثَنِي أَبُو عَبْدِ السَّلَامِ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
“Telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Ibrahim bin Ad Dimasyqi berkata, telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Bakr berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Jabir berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Abdus Salam dari Tsauban ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hampir-hampir bangsa-bangsa memperebutkan kalian (umat Islam), layaknya memperebutkan makanan yang berada di mangkuk." Seorang laki-laki berkata, "Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit?" beliau menjawab: "Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, namun kalian seperti buih di genangan air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut kepada kalian, dan akan menanamkan ke dalam hati kalian Al wahn." Seseorang lalu berkata, "Wahai Rasulullah, apa itu Al wahn?" beliau menjawab: "Cinta dunia dan takut mati." (HR Abu Dawud) Maka dalam menghadapi musibah berupa Covid-19 sekarang, tugas generasi Ulul Albab adalah berusaha menggunakan aspek pikirnya dengan berusaha menjaga diri dari terjangkit virus ini dan aspek zikirnya adalah bahwa kematian itu bisa datang kapan saja dan tugas kita adalah bersiap siaga menyediakan bekal untuk kehidupan di akhirat sebagaimana yang diingatkan dalam QS al-Hasyr: 18, dan hadits:
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ وَكِيعٍ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ عَنْ ضَمْرَةَ بْنِ حَبِيبٍ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
“Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Waqi' telah menceritakan kepada kami 'Isa bin Yunus dari Abu Bakar bin Abu Maryam, dan telah mengkhabarkan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman telah mengkhabarkan kepada kami 'Amru bin 'Aun telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Al Mubarak dari Abu Bakar bin Abu Maryam dari Dlamrah bin Habib dari Syaddad bin Aus dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam beliau bersabda: "Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan kepada Allah." (HR at-Tirmidzi).
Penulis Merupakan Alumnus Pondok Shabran Universitas Muhamamdiyah Surakarta, Pembina Pondok Pesantren Al-Ikhlas Muhammadiyah Tolobali Kota Bima, Pengurs Pemuda Muhamamdiyah, dan Dosen STKIP Bima,