Jabatan Rektor IAIM Bima Diserahterimakan
Serah terima jabatan rektor IAIM Bima Drs H Ichwan P Syamsuddin MAP kepada rektor baru Syafruddin MPdI di aula kampus IAIM Bima, Selasa (5/9) |
Kota
Bima, (Zona Rakyat).-Jabatan Rektor Institut Agama Islam
Muhammadiyah (IAIM) Bima diserahterimakan dari Drs H Ichwan P Syamsuddin MAP
kepada Syafuddin MPdI.
Serah
terima tersebut berlangsung secara sederhana di aula kampus setempat, Selasa
(5/9) sore.
Acara
tersebut turut dihadiri sesepuh Muhammadiyah Bima KH A Gani Masykur, BPH IAIM
Bima, Ketua STIH, pimpinan amal usaha, Wakil Rektor dan jajaran IAIM Bima juga
sejumlah ortom Muhammadiyah.
Pergantian
pucuk pimpinan di kampus IAIM Bima yang sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Agama
Islam Muhammadiyah (STAIM) Bima tersebut berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan
Pusat Muhammadiyah. Surat Keputusan (SK) Nomor 184/kep/.1/D/2017 tentang
pemberhentian Rektor IAIM masa jabatan 2012-2017 dan SK Nomor 185/kep/1/.0/D/2017 tentang
pengangkatan Rektor IAIM masa jabatan 2017-2021.
SK
tersebut dibacakan anggota Badan Pengawas Harian (BPH) IAIM Bima Drs H
Ahmad Abidin yang ditetapkan tanggal 22 Agustus 2017 di Jogjakarta oleh PP
Muhammadiyah Prof DR H Yunan Ilyas.
Pada
kesempatan tersebut, Drs H Ichwan P Syamsuddin MAP mengatakan, mencari seorang
rektor di IAIM Bima ternyata cukup melelahkan dan melalui proses yang panjang.
Karena semua yang ada di kampus baik pimpinan maupun dosen, memasang kuda-kuda
mundur dan berdoa untuk tidak diberi amanah.
“Saya
takjub sama teman-teman pimpinan yang tidak menunjukkan antusiasmenya dalam
menduduki jabatan rektor IAIM Bima,” ujar mantan Ketua STAIM atau Rektor IAIM
Bima sebelum proses penyerahan jabatan.
Karena
begitu sulitnya mencari rektor maka beberapa kali harus ditunda dan dibuka lagi
pendaftaran.
Mantan
Ketua PDM Kota Bima ini mengungkapkan, bahwa mulai tahun 2018 perguruan tinggi
yang tidak memiliki mahasiswa tidak mencapai 1000, maka PT tersebut harus
dimerger dengan PT lainnya. Sebagaimana disampaikan Kemenristek Dikti dan akan
menyiapkan aturan yang harus dilaksanakan.
Hal
ini kata Ichwan akan menjadi tantangan besar bagi perguruan tinggi Muhammadiyah
khususnya IAIM Bima kedepan.
Dirinya
berharap dengan adanya rektor baru dan kerjasama juga dukungan semua pihak di
Muhammadiyah, tantangan tersebut dapat dihadapi dengan langkah terbaik.
Hal
lain yang menjadi pekerjaan rumah yang harus diwujudkan yakni perubahan status
dari gabungan STIH dan IAIM menjadi sebuah universitas.
“Tentu
ini hanya dapat diwujudkan dengan kerja keras bersama semua komponen yang ada.
Saya bersyukur budaya kerjasama di kita masih sangat kental dan harus terus
dipertahankan,” harapnya.
Sementara
Rektor IAIM Bima yang baru Syafruddin MPdI mengaku awalnya ragu menerima amanah
besar tersebut.
Pertanyaan
besar dalam hatinya apakah bisa dan memiliki kemampuan untuk memimpin mengelola
amal usaha dengan berbagai kompleksitas problemnya. Karena dirinya tidak
terlalu akrab menjadi seorang pemimpin. Namun dengan dukungan dan dorongan dari
semua elemen yang ada baik mantan rektor, BPH dan civitas akademika IAIM Bima
dan keluarga besar Muhammadiyah, maka muncullah secercah harapan dan semangat
untuk mengemban amanah besar tersebut.
“Kata-kata
yang selalu saya ingat dan menguatkan menerima tugas mulia ini adalah bahwa
kamu tidak sendiri karena semua akan saling membantu,” ungkap Syafruddin saat
menyampaikan pidato iftitah sebagai rektor IAIM Bima.
Dirinya
mengajak kepada rektor senior, BPH, Wakil Rektor, Dekan, dosen dan civitas
akademika IAIM Bima untuk bersama beramal ma’ruf nahi munkar memberikan
kemajuan bagi IAIM dan Muhammadiyah.
“Mari
kita syiarkan bersama agar perguruan tinggi kita ini akan dikenal luas dan
mendapatkan simpati dari msayarakat,” pinta rektor baru ini.
Sementara
Ketua BPH IAIM Bima Drs H M Sathur H Ahmad mengingatkan bahwa dalam
menghidupakan amal usaha ini dengan perjuangan yang cukup besar.
“Meski
ini sangat melelahkan dan membuat hati was-was, namun kemajuan itu bisa kita
rasakan. Bahkan ada air mata banyak orang yang menetes dalam perjuangan ini.
Dan itu tidak semua orang tau,” ungkapnya dengan nada serak.
Dirinya
juga menyampaikan terima kasih kepada mantan rektor Drs H Ichwan P Syamsuddin
MAP yang telah banyak melakukan kebaikan bagi Muhammadiyah dan amal usaha
khususnya IAIM.
Sathur
juga mengingatkan bahwa ada satu hal yang sangat substansial dalam
mengemban amanah dimanapun. Seseorang harus meluruskan niat, komitmen,
keikhlasan, motivasi, orientasi dan istiqamah.
“Ini
hal yang luar biasa dan mendasar yang harus dimiliki untuk bisa menghadapi
tantangan yang luar biasa kedepannya,” ungkapnya mengingatkan. (ZR.02)