Gema Religi Musabaqah Tilawatil Qur’an di Bumi Kota Bima
Munir Husen (Penulis : Dosen Universitas Muhammadiyah Bima) |
Di Bumi Kota Bima saat ini, gema religi Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) terus terdengar dan hadir di setiap kelurahan dari seluruh kecamatan di Kota Tepian Air. Dari puncak Lelamase dan Oi Fo'o hingga di tepian Niu juga Kolo, lantunan ayat-ayat Allah terus menggema.
Seorang Penjabat Wali Kota Bima H Mohammad Rum kerap hadir dan membuka momen sakral yang dinanti dan sangat dirindukan masyarakat Kota Bima yang agamais.
Hadirnya qori nasional dan internasional dalam Haflah Al-Quran di Kota Bima semakin menambah semaraknya lantunan kitab Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad SAW terdengar indah dan menenangkan hati.
MTQ sebagai salah satu sarana mempertahankan eksistensi kultur masyarakat Kota Bima, melahirkan generasi muda Qur’ani, menambah kecintaan (mahabbah) pada Kitabullah Al Qur’anul karim. MTQ suatu keniscayaan dalam rangka syiar Islam.
Ada sejumlah poin penting disampaikan oleh Pj Wali Kota Bima pada saat membuka MTQ. Tidak hanya tingkat kelurahan, tetapi juga tingkat kecamatan seperti di Pelataran Masjid Agung Almuwahidin Kota Bima untuk Kecamatan Rasanae Barat. MTQ tidak hanya bertujuan untuk menjaring Qori dan Qoriah terbaik yang akan membawa nama baik Kota Bima di level regional, nasional dan internasional.
Menurut HM Rum, MTQ juga membawa syiar Islam lebih pada nilai fundamental yang ingin dicapai yaitu munculnya kesadaran dan kecintaan setiap individu dalam memahami dan mengamalkan tuntunan Al Qur’an dan Sunnah dalam kehidupan sehari-hari.
Pernyataan Pj Wali Kota Bima sesungguhnya lebih kepada mengajak warga masyarakat Kota Bima khususnya menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup serta mahabbah dalam bentuk sikap diri, sikap sosial dan karakter yang mengundang cinta Allah pada masyarakat Kota Bima khususnya.
Pj Wali Kota Bima menegaskan bahwa penyelenggaraan MTQ merupakan wujud keinginan kuat untuk membumikan ajaran Al-Qur’an serta menegakkan syiar Islam untuk memperkokoh nilai-nilai agama dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat secara totalitas.
Selain itu, MTQ adalah momentum sekaligus media untuk melahirkan generasi muda Qur’ani. Meningkatkan kualitas bacaan, hafalan dan pemahaman Al Qur’an serta mengamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai syiar bukan hanya menampilkan kemerduan suara Qori dan Qoriah untuk meraih juara, melainkan menjadi landasan spiritual dan moral untuk menyongsong hari esok, membangun hubungan harmonis di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Melalui MTQ Kota Bima diharapkan menjadi stimulan melahirkan kecintaan generasi muda terhadap Al-Qur’an, termotivasi untuk mempelajari serta untuk diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Selanjutnya MTQ diharapkan menjadi pendorong semangat untuk membentuk generasi yang berkarakter Qurani, sehingga dalam pelaksanaannya bukan hanya target meraih piala melainkan secara eksplisit ada muatan dakwah yang menjadi tujuan utamanya.
Lebih dari itu, MTQ diharapkan menjadi sarana untuk menggali dan memahami dan mengaplikasikan isi kandungan Al-Quran dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga terlahir pribadi-pribadi yang memiliki kemampuan intelektual sekaligus juga memiliki religiusitas yang sangat tinggi.
MTQ harus menjadi momentum untuk memperkuat identitas keislaman yang rahmatan lil`alamin, membawa keberkahan tidak hanya bagi umat Islam, tetapi untuk seluruh umat manusia.
Allahu Musta’an.
Tidak ada komentar
Posting Komentar