Dengan Sumpah Pemuda Mari Kita Saling Merangkul
Foto. Fahrul Akbar, S.Pd.I (Aktivis Pemuda Muhammadiyah Kota Bima |
Fenomena persatuan mahasiswa dan pemudanya tidak terlepas dari sejarah mahasiswa dari zaman ke zaman karena tiap zaman ada pemudanya dan tiap pemuda ada zamannya. Pasca lebih kurang 90 tahun momentum “Sumpah Pemuda” yang dideklarasikan pada tanggal 28 Oktober 1928 yang kemudian menjadi sejarah gemilang negeri ini sekaligus mengguncang dunia, dengan “sumpah pemuda nya yang terkenal yaitu satu bangsa, satu tanah air, satu bahasa. Sumpah pemuda telah menyiratkan pesan persatuan, pesan solidaritas dan kekompakan kepada seluruh pemuda Indonesia tanpa melihat ras, golongan dan agama. Pesan itu harusnya telah sampai dan menjiwai pemikiran dan amal perbuatan kita semua.
Telah tercatat dalam sejarah sumpah pemuda sebagai sebuah momentum terpenting dinegeri ini salah satunya keberanian para pemudanya untuk menentukan “bahasa persatuan” yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan ditengah era penjajahan kolonial belanda. Dan upaya menentukan “bahasa persatuan” sebelum kemerdekaan sangat sulit untuk dirintis dan kemungkinan kecil dilakukan dinegara majemuk dan multicultural seperti Indonesia, Malaysia dan india ditengah kepentingan kelompok dan golongan tertentu dimana sampai hari ini india dan Malaysia yang nota bene telah merdeka berpuluh puluh tahun saja masih menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar atau lenguange france, yang dapat dimengerti oleh rakyatnya yang beragam, begitupun dengan kanada msih mengunakan dua bahasa yaitu bahasa inggris dan prancis. Namun pemuda Indonesia telah membuktikan kepada dunia, bahwasannya para pemuda Indonesia berhasil mempersiapkan segala perangkat dan symbol pemersatu bangsa jauh sebelum negeri ini akan merdeka. Karena para pemuda Indonesia yakin dengan seyakinnya bahwasannya suatu hari kelak negeri ini akan merdeka dengan pemuda sebagai garda terdepan nya mengantarkan kemerdekaan kita.oleh sebab ito bahasa persatuan telah dipersiapkan jauh jauh hari. Jadai sangat amat beruntung kita yang hidup dinegeri ini tidak lagi mengalami kendala dalam berbahasa antara suku bangsa dan lainnya dinegeri ini.
Namun apa daya konflik dan saling sikut menyikut antara pemuda Indonesia yang berakhir anarkis, perang dan kekisruhan sangat paradox dengan pesan dan spirit “sumpah pemuda” yang berjuang manyatukan segala asas dan kepentingan kaum muda demi tegaknya negeri ini. Dimana mana kita melihat para pemuda Indonesia kini saling membenci, bersaing secara tidak sehat, saling membunuh saling menjatuhkan, saling menyingkirkan dan lain lain, seakan akan tidak mewakili warisan dan semangat sumpah pemudanya, sumpah pemuda berusaha merangkul anak negeri ini. Bukan menciptakan jurang, perpecahan dan keributan. Dan kini kita dijajah oleh keegoiasan dan individualitas yang memperjungakn kepentingan, materialisme, pragmatism hingga hedonism. Dan mampukah dimasa depan sumpah pemuda menjadi symbol persatuan pemuda dan nasionalisme yang kokoh, ditengah bara api yang membayangi masa depan negeri ini.
Oleh : Fahrul Akbar
(Aktivis pemuda Muhammadiyah Kota Bima)