Akademisi STIH Muhammadiyah Bima: Kutuk Kekerasan Terhadap Anak
Foto Syamsuddim, S.H., M.H |
Bima, (Zona Rakyat),-Menanggapi maraknya kasus kekerasan terhadap anak akhir-akhir ini, termasuk yang sedang heboh Dugaan Pembunuhan dan- Pemerkosaan yang baru ini terjadi di Kelurahan Tanjung Kota Bima, dan dugaan pemerkosaan anak yang terjadi di Desa Rompo, Kecamatan Langgudu, dan pelecehan seksual di Kecamatan Parado Kab. Bima, Akademisi STIH Muhammadiyah Bima, Syamsuddin, MH merasa prihatin serta mengutuk tindakan keji dan biadab tersebut, apalagi dilakukan dibulan suci ramadhan.
Menurut Syamsuddin kejadian tersebut sangat mengusik ketenangan masyarakat serta melukai perasaan orang tua dan masyarakat, sehingga dirinya meminta Kepolisian Resort Bima Kota untuk secepatnya mengungkap pelakunya.
"Saya meminta Kepolisian segera mengungkap pelaku, dan meminta Kejaksaan agar menuntut dengan seberat-beratnya sehingga hakim dapat menjatuhkan hukuman maksimal terhadap pelakunya," Terangnya.
Menurut Syamsudin yang juga Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Bima ini, Anak-anak merupakan kelompok yang rentan menjadi sasaran berbagai ragam patologi sosial. Permasalahan pokok menurutnya ada pada keretakan kohesi dan koherensi sosial masyarakat yang dilatari oleh perubahan sosial yang begitu cepat dan kadang kala pada banyak hal justru destruktif.
"Pihak terkait, yakni lembaga formal negara, utamanya pemerintah daerah gagal merespon dan tanggap terhadap gejala keretakan struktur sosial tersebut," ujar Syam.
Walau menurutnya secara substantif kewajiban menjaga anak merupakan tanggung jawab orang tua, keluarga dan masyarakat umum. Akan tetapi, lembaga-lembaga formal dalam sturuktur negara seperti Lembaga Perlindingan Anak (LPA) dan Dinas Perlindungan anak dan Perempuan yang diharapkan menjadi leading sector dalam perlindungan anak belum maksimal mengambil peran terkait dalam perlindungan anak, utamanya dalam hal prefentif.
Dengan tingkat kerawanan terhadap anak-anak saat ini yang tinggi, pemerintah daerah harus mengambil langkah luarbiasa dengan membentuk gugus tugas perlindungan anak di setiap kelurahan atau desa, hal ini penting untuk memproteksi anak-anak dari jangkauan potensi kejahatan, serta penyakit social lainnya.
"Anak adalah investasi untuk peradaban, karena itu perlu diberikan perlindungan maksimal sebab wajah bangsa dan daerah ini kedepannya tergantung dari kualitas anak saat ini sebagai generasi pelanjut masa depan Bangsa." Tutupnya.(ZR01).